Tidak ada yang lebih
mengetahui hati perempuan, kecuali perempuan itu sendiri. Namun, dari sikap dan
cara bertuturnya akan tampak bagaimana isi hatinya. Jika kita boleh ibaratkan,
hati perempuan ibarat bunga. Apabila didalam hati itu tersimpan kebahagiaan,
maka kelopak-kelopak bunganya akan menampilkan keindahan. Sebaliknya, apabila
hati tersebut terluka dan gelisah, dia akan layu.
Allah SWT menciptakan
perempuan sebagai makhluk yang cenderung menggunakan perasaan atau hati,
sedangkan laki-laki lebih cenderung menggunakan logika atau akal. Maka, jangan
sampai hati perempuan menyimpan dendam dan kemarahan, karena itu akan
menggerogoti amal serta keindahan yang dimilikinya, seperti bunga tadi.
Isi hati perempuan adalah
kelembutan. Seperti kapas, laksana salju. Hingga, tak jarang, meski hatinya terluka, dia akan tetap menampakkan senyum walau sesekali menangis dalam
diam. Hati perempuan adalah mentari yang menghangatkan. Kehadirannya
menggembirakan, ketiadaannya dirindukan. Seperti ibu yang selalu memberikan kehangatan
pada anak-anaknya. Tidak ada yang mampu menandingi kasih sayang ibu karena
hatinya menyayangi dengan tulus. Hati perempuan selalu mempunyai tempat untuk
memberikan maaf pada seseorang yang melukainya.
Fitrah yang diberikan Allah
SWT kepada perempuan merupakan tanda Dia mempercayainya menjadi perantara kasih
sayang dan perwakilan keindahanNya, juga tempat bagi lahirnya generasi-generasi
sesudahnya. Betapa beruntung menjadi perempuan dan betapa bahagia dipercaya
Allah SWT untuk menjadi perantara kesejukan.
Berbahagialah, duhai hati yang layu, tersenyumlah wahai hati yang membeku. Kau adalah makhluk pilihan. Dengan hatimu, kau dapat mengubah kemarahan menjadi rasa cinta, kebencian menjadi kerinduan, tangis menjadi tawa, kegelisahan menjadi kebahagiaan, kegersangan menjadi keteduhan. Tidak ada yang dapat menandingi hati perempuan meski beberapa hati laki-laki disatukan. Karena, Allah SWT telah memilih perempuan untuk menjadi tempat bagi segala keindahan. Perempuan, hilangkanlah segala dendam dan kemarahan di hatimu karena sungguh hatimu berhak bahagia.
Comments
Post a Comment