Kamu subjek rinduku yang
masih (abu-abu). Tidak mengapa jika saat ini Dia belum mengizinkan kita untuk
saling bertemu. Sudah pasti Dia memiliki rencana terbaik untuk mempertemukanku
dengan dirimu, di waktu yang tepat, di waktu yang penuh rahmat. Saat ini, sebisa
mungkin ku niatkan untuk memperbaiki diri karena Illahi. Karena jodoh bukan
hanya soal menanti, tetapi juga soal menyiapkan dan memantaskan diri. Tak hanya
memantaskan diriku untukmu maupun keluarga besarmu, namun untuk Dzat yang
menggerakkan hati dan jiwa kita hingga menjadi satu.
Bukan lagi hubungan tanpa
ikatan yang saya inginkan, tetapi hubungan yang bernilai ibadah dan membawa
keberkahan. Bukan lagi hubungan yang mendekatkan kita dengan dosa dan zina,
tetapi sebaliknya, yang menjadikan ladang pahala dengan ridhoNya. Bukan apel di
kostku di setiap malam Minggu, tetapi kedatanganmu ke rumah untuk bertemu
dengan waliku yang ku tunggu. Bukan sebatang cokelat atau hadiah-hadiah lain
yang umumnya membuatkuku terpikat, tetapi ketulusan niat untuk sebuah akad yang
menjadikanku yakin bahwa kamulah orang yang tepat.
Nanti, ketika dirimu dan
waliku saling berjabat, dengan satu kata, "Qobiltu", ku harap kamu
bersungguh-sungguh untuk menerimaku, separuh dari tulang rusukmu. Aku dengan
segala kekurangan dan ketidaksempurnaanku. Mungkin tak banyak yang dapat ku
lakukan untuk memenuhi segala inginmu. Akan tetapi, atas kesanggupan dan
pertanggung jawabanmu atas diriku yang cukup berat itu, aku akan berusaha
menjadi seorang makmum yang terbaik bagimu.
Semoga jika nanti telah tiba saatnya, kita mampu meniti waktu bersama sesuai skenario Sang Kuasa. Menjamah rindu, mereda asa, bahagia sehidup sesurga. Amin³ YRA😊😇.
Comments
Post a Comment